Kartu Tani yang selama ini diklaim akan membantu petani mempermudah mendapatkan pupuk, namun faktanya kartu itu belum bisa dimamfaatkan petani di Dairi secara maksimal untuk menunjang produktifitas pertanian mereka.
Akibatnya, tanah organik cenderung lebih subur dan memiliki tingkat kelembapan yang lebih baik, menghasilkan hasil panen yang lebih sehat dan berkualitas.
Eksternalitas adalah biaya atau keuntungan yang harus ditanggung atau diterima oleh suatu pihak yang tidak menyebabkan terbentuknya biaya atau keuntungan tersebut. Dalam pertanian secara umum, eksternalitas yang terjadi pada masyarakat biasanya dikarenakan penggunaan sumber daya seperti air, hilangnya keanekaragaman hayati, terjadinya erosi, berpindahnya pajak masyarakat ke pertanian melalui subsidi pertanian, dan sebagainya.
Tanah masyarakat tiba-tiba masuk ke konsesi perusahaan padahal mereka sudah menguasai tanah tersebut selama puluhan tahun, kemudian masuknya pengkawasan hutan ke ladang-ladang mereka dengan adanya plank kehutanan yang selama ini mereka nyakini tanah mereka bukanlah kawasan hutan. Kemudian diskusi ini juga membahas tentang skema TORA dan Perhutanan Sosial. Namun disisi lain peserta dialog publik mempertanyakan terkait Plan Tora dan perhutanan sosial yang dikhawatirkan tidak cocok diimplementadikan di Dairi. Peserta dialog publik juga menyampaikan agar pemerintah segera merealisasikan penyelesaikan konflik agrarian tersebut tidak hanya sebuah lips assistance tapi harus dituntaskan.
Disampaikan juga, gereja berkepentingan untuk berbicara soal kehidupan petani karena merekalah bagian penting dari kehidupan kita, baik dalam bernegara dan juga kehidupan gereja. HKBP Antuang tidak pernah akan berjalan secara organisasi jika jemaat tidak bisa menanam, memanen atau menghasilkan produk pertanian yang mereka jual dan memberikan persembahan ke gereja ini. Artinya gereja juga harus memberikan pengetahuan banyak hal kepada jemaat supaya ekonominya bisa meningkat dan sejahtera.
Namun, kesan itu sirna ketika Ong di suatu sore mengatakan kepada Achdian bahwa, “sampai sekarang saya masih bergidik bila mengingat peristiwa itu.” Ong termasuk cendekiawan yang sempat ditahan selama beberapa bulan pascaperistiwa tersebut. Hal demikian tentu sangat mengguncangnya secara psikis.
Mungkin kamu sudah mendengar pepatah “Don’t choose a book by its cover,” tapi kenyataannya, banyak orang tetap menilai buku dari judulnya. Karena itu, memilih judul yang tepat sangat penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa ideas praktis untuk membuat judul buku nonfiksi yang menarik dan efektif.
b. Kemitraan dengan Pasar Lokal: Memperkuat hubungan dengan pasar lokal, kooperatif petani, atau toko organik dapat membantu memasarkan produk dengan lebih efektif.
Namun saat ini, masyarakat di sekitar wilayah pertambangan PT DPM khawatir akan potensi daya rusak tambang ke depan secara khusus di lahan-lahan pertanian masyarakat, ancaman berkurangnya pasokan air, baik untuk kebutuhan sehari-hari dan sumber irigasi, potensi tercemarnya tanah akibat air asam tambang yang dihasilkan dari limpahan bendungan limbah, dan ke depan terjadinya alih fungsi lahan dan profesi sebagai petani dikhwatirkan akan mengancam ketahanan pangan masyarakat dan kedaulatan mereka atas tanah.
Kita memiliki beberapa tokoh dunia yang sangat menginspirasi dan berhasil membawa perubahan secara global yang diingat sepanjang masa. Nelson Mandela yang menderita sepanjang hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan, Mahatma Gandhi yang berani melawan kekuasaan demi sebuah keberpihakan kepada kaum miskin dan terpinggirkan, Bunda Teresa yang mengorbankan dirinya untuk mengurus orang miskin, sakit dan yatim piatu dan yang terakhir Bung Karno seorang tokoh nasional kelas dunia yang berhasil membawa bangsa Indonesia keluar dari penjajahan Belanda.
Kamu bisa mencoba bermain kata atau menggunakan metafora yang relevan dengan topik bukumu. Namun, pastikan judul tersebut tetap mudah dipahami dan tidak terlalu ambigu. Kombinasi antara keunikan dan kejelasan akan membuat judul bukumu menonjol.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1990 dengan facts dari 26 jenis hasil tanaman pertanian dan dua hasil peternakan pada ratusan lahan usaha tani menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan berarti secara statistik antara pertanian organik dan pertanian konvensional.
Pertanian organik sering kali memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian konvensional. Hal ini karena penggunaan bahan-bahan alami seperti kompos dan pupuk hijau, serta biaya sertifikasi organik.
Namun, temuan-temuan Ong saat meneliti masalah Tionghoa ketika menjadi asisten riset William Skinner banyak menarik perhatian masyarakat luas. Menurut Ong, proses integrasi antara masyarakat Tionghoa dan penduduk “pribumi” di Indonesia terjadi jauh sebelumnya, namun terbatas pada “tjabang atas masyarakat”. Proses itu tidak terjadi di lapisan bawah. Ong memberi sejumlah contoh tentang beberapa bupati keturunan Tionghoa di Jawa atau anak-anak hasil perkawinan “campur” antara perempuan Tionghoa dan pembesar-pembesar Jawa. Riset Ong itu sebenarnya menggugat pandangan yang menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa hanya hidup dan berkembang di dan untuk kalangan sendiri tanpa pernah berintegrasi atau peduli dengan pribumi. Kritik yang Baca selengkapnya sungguh menggugah.